Halo sobat Vilmer!
Ingin persiapan SNBT lebih matang? Tentu banget harus mahamin materi UTBK-nya dong!
Di sini kak Vilmer mau ngebahas salah satu materi dari UTBK, yaitu Penalaran Umum atau PU. Kalau kalian tau, Kemampuan Penalaran Umum itu bercabang, terdiri dari tiga kategori yaitu: Penalaran Induktif, Penalaran Deduktif, dan Penalaran Kuantitatif. Di sini, kita akan bahas dari penjelasan, materi, contoh soal, hingga informasi subtes lainnya. So, simak baik-baik ya!
Kemampuan Penalaran Umum (PU) merupakan komponen yang menguji kemampuan seseorang untuk secara terarah dan terkendali menggunakan prosedur-prosedur untuk memecahkan masalah-masalah baru yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dipelajari sebelumnya. Kemampuan yang diujikan mencakup:
Pengujian dilakukan bagaimana seseorang berpikir secara induktif, deduktif, serta bagaimana bernalar dengan menggunakan angka-angka secara kuantitatif.
Penalaran Induktif adalah penalaran yang berangkat dari pernyataan bersifat khusus untuk mencapai suatu kesimpulan yang bersifat umum. Intinya, penalaran induktif merupakan penalaran dari bentuk khusus ke umum untuk menentukan kesimpulan.
Generalisasi merupakan proses penalaran yang bertolak dari fenomena khusus untuk menyatakan sebuah kesimpulan umum.
Proses pernalaran yang membandingkan antara dua hal yang memiliki kesamaan satu sama lain.
Proses penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan Kasual merupakan hubungan sebab-akibat.
Penalaran Deduktif merupakan penalaran yang digunakan untuk menemukan kesimpulan logis berdasarkan premis yang sudah diketahui sebelumnya. Penalaran ini digunakan untuk bernalar untuk menemukan kesimpulan yang bersifat spesifik.
Contoh:
Premis 1: Semua manusia membutuhkan tempat tinggal
Premis 2: Kak Vilmer merupakan manusia.
Kesimpulan: Kak Vilmer membutuhkan tempat tinggal
Ada konsep lainnya:
1. Proposisi Majemuk terdiri atas satu atau lebih pernyataan sederhana yang digabungan dengan kata hubung.
Proporsi majemuk menggabungkan dua pernyataan dengan kata “dan”
Proporsi majemuk menggabungkan dua pernyataan dengan kata “atau”
Proporsi majemuk menggabungkan dua pernyataan dengan kata “jika …, maka…”
Proporsi majemuk menggabungkan dua pernyataan dengan kata “jika dan hanya jika”
p |
q |
|
|
|
|
B |
B |
B |
B |
B |
B |
B |
S |
S |
B |
S |
S |
S |
B |
S |
B |
B |
S |
S |
S |
S |
S |
B |
B |
Negasi adalah pengingkaran terhadap nilai kebenaran dari suatu pernyataan
Contoh:
Kak Vilmer membawakan alat gambar kepada siswa Vilmer
Ingkarannya, Kak Vilmer tidak membawakan alat gambar kepada siswa Vilmer
Premis 1: P
Premis 2: P
Simpulan: Q
Contoh:
Premis 1: Jika memiliki alat gambar maka diperbolehkan menggambar di buku
Premis 2: Kak Vilmer memiliki alat gambar.
Simpulan: Kak Vilmer diperbolehkan menggambar di buku.
Premis 1: P
Premis 2:
Simpulan:
Contoh:
Premis 1: Jika hari ini cerah maka Villa Merah mengadakan kegiatan workshop
Premis 2: Hari ini tidak ada kegiatan Workshop
Simpulan: Hari ini tidak cerah
Premis 1: P
Premis 2: Q
Simpulan: P
Contoh:
Premis 1: Jika Kak Vilmer mengadakan kegiatan di Villa Merah maka dia akan mengumumkannya melalui Whatsapp
Premis 2: Jika Kak Vilmer mengumumkannya melalui Whatsapp maka dia akan mengumumkan kegiatan tersebut adalah Workshop
Simpulan: Jika Kak Vilmer mengadakan kegiatan di Villa Merah maka dia akan mengumumkan kegiatan tersebut adalah Workshop.
Pada ujian UTBK terdapat model soal yang menanyakan tentang pernyataan melemah dan memperkuat informasi, serta hubungannya.
Contoh soal:
Menurut hasil penelitian terbaru, ditemukan hubungan antara tingkat pendidikan dengan kesehatan mental seseorang. Orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Berdasarkan informasi tersebut, manakah pernyataan di bawah ini yang paling benar?
Pembahasan: Dari kelima pilihan jawaban, jawaban B yang paling sesuai karena memang terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kesehatan mental seseorang.
Penalaran Kuantitatif merupakan tes yang menguji kemampuan berpikir seseorang dalam melibatkan angka dan konsep matematika sederhana. Beberapa konsep matematika sederhana yang perlu dikuasai antara lain: penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian pada bilangan bulat, pecahan, desimal, bilangan dalam bentuk akar; perbandingan sederhana; serta kemampuan membaca tabel dan grafik. Juga terdapat soal deret angka.
Operasi bilangan meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Operasi bilangan diterapkan pada bilangan bulat, pecahan, desimal , dan persen. Bentuk soal yang biasa muncul adalah menghitung hasil operasi bilangan dan membandingkan hasil operasi bilangan.
Mengukur kemampuan individu dalam melihat pola-pola. Kalian harus menganalisis pola untuk melanjutkan deret tersebut.
Perbandingan antara dua komponen di mana jika salah satu komponennya bertambah maka komponen lainnya juga bertambah. Sebaliknya, jika salah satu komponennya berkurang maka lainnya akan berkurang.
Komponen I |
Komponen II |
a |
p |
b |
q |
Penyelesaian dikali silang
ab = pq
Perbandingan antara dua komponen di mana jika salah satu komponennya bertambah maka komponen lainnya berkurang. Sebaliknya, jika salah satu komponennya berkurang maka lainnya bertambah.
Komponen I |
Komponen II |
a |
p |
b |
q |
Penyelesaian dikali silang
ap = bq
Data merupakan kumpulan hasil pengamatan berupa angka yang terkumpul dapat disajikan ke dalam tabel, diagram, dan grafik.
Informasi ini berkaitan dengan pengolahan data sederhana, seperti:
Rumus dari rata-rata:
Nilai tengah dari sekumpulan data yang nilainya sudah diurutkan dari terkecil hingga terbesar.
Me=
Me=
Modus adalah data yang sering muncul.
Itulah keseluruhan penjelasan mengenai Kemampuan Penalaran Umum dan kategorinya beserta contoh soalnya.
Sumber: https://snpmb.bppp.kemdikbud.go.id/fr/